Setelah Takbirotul Ihrom (الله أكبر), orang yang sholat disunnahkan untuk membaca doa ini
Setelah Takbirotul Ihrom (الله أكبر), orang yang sholat disunnahkan untuk membaca:
كبيرا والحمد لله كثيرا وسبحان الله بكرة وأصيلا.
Kemudian dilanjutkan dengan membaca doa iftitah. Doa iftitah sebenarnya adalah doa Nabi Ibrohim Alaihis Salam, kemudian dilanjutkan dengan doa Nabi Muhammad Shollallohu Alaihi Wassalam.
Dalam surat Al-An'am ayat 79 Nabi Ibrohim Alaihis Salam bermunajat dengan kalimat:
إني وجهت وجهي للذي فطر السموات والأرض حنيفا وما أنا من المشركين.
Dalam doa iftitah yang sering kita baca ada tambahan kata مسلما setelah kata حنيفا. Penambahan ini boleh, karena saat kita membacanya menjadi حنيفا مسلما itu dengan maksud membaca doa, bukan membaca ayat 79 surat Al-An'am.
Kata حنيفا مسلما itu dawuh ALLOH untuk mensifati Nabi Ibrohim, terdapat dalam surat Ali Imron ayat 64:
ما كان إبراهيم يهوديا ولا نصرانيا ولكن كان حنيفا مسلما وما كان من المشركين.
Nabi Muhammad diperintah oleh ALLOH untuk berdoa dengan kalimat:
قل إن صلاتي ونسكي ومحياي ومماتي لله رب العالمين لا شريك له وبذلك أمرت وأنا أول المسلمين.
Perintah ini terdapat pada surat Al-An'am ayat 162-163.
Dalam doa iftitah yang kita baca kalimat وأنا أول المسلمين sering diganti menjadi وأنا من المسلمين. Kita boleh membacanya sama persis dengan doa yang terdapat pada surat Al-An'am tanpa merubah kalimat doanya وأنا أول المسلمين atau dengan merubah redaksi doa menjadi وأنا من المسلمين.
Hal itu karena kita membaca doa iftitah dengan tujuan membaca doa yang diambil dari doa nabi, bukan dengan maksud membaca ayat Al-Qur'an.
Seperti kita ketahui bahwa Nabi Muhammad adalah keturunan Nabi Ibrohim dari jalur Nabi Isma'il Alihimus Salam.
Dari doa tersebut, kita mendapatkan pelajaran bagaimana kita berdoa agar kita jangan sampai menjadi orang yang menyekutukan ALLOH. Kita juga mengusahakan agar keturunan kita juga menjadi orang baik, sehingga keturunan kita benar-benar menjadi penerus kebaikan yang telah kita tanamkan, terutama dalam hal keimanan.
ووصى بها إبراهيم بنيه ويعقوب قال يا بني إن الله اصطفى لكم الدين فلا تموتن إلا وأنتم مسلمون
Ini adalah doa yang disunnahkan dalam sholat yang dilakukan ketika berdiri. Saat duduk tasyahhud akhir, setelah membaca tasyahhud, salam dan sholawat kepada Nabi Muhammad, kita disunnahkan untuk juga mendoakan keluarga Nabi Muhammad Shollallohu Alaihi Wassalam.
اللهم صل على سيدنا محمد وعلى آل سيدنا محمد كما صليت على سيدنا إبراهيم وعلى آل سيدنا إبراهيم وبارك على سيدنا محمد وعلى آل سيدنا محمد كما باركت على سيدنا إبراهيم وعلى آل سيدنا إبراهيم في العالمين إنك حميد مجيد
Bila doa iftitah kita berdoa dengan doa Nabi Ibrohim, kemudian dilanjutkan dengan doa Nabi Muhammad, maka sebelum salam kita mendoakan Nabi Muhammad dan keluarganya. Disamping itu juga mengingat kenikmatan berupa sholawat dan berkah yang telah ALLOH anugerahkan kepada Nabi Ibrohim beserta keluarganya.
Siapakah keluarga Nabi Ibrohim Alaihis Salam?.
Keluarga Nabi Ibrohim adalah Nabi Ibrohim, Nabi Isma'il, Nabi Ishaq, Nabi Ya'qub dan anak-anak keturunan Nabi Ya'qub (cucu-cucu Nabi Ishaq, termasuk Nabi Yusuf).
قل آمنا بالله وما أنزل علينا وما أنزل على إبراهيم وإسماعيل وإسحاق ويعقوب والأسباط...
Nabi Ibrohim (ayah), Nabi Ishaq (anak), Nabi Ya'qub (cucu) dan Nabi Yusuf dan saudara-saudaranya (cicit). Ditambah dengan saudara satu ayah Nabi Ishaq (yaitu Nabi Isma'il).
Sedangkan dalam maqom doa, keluarga Nabi Ibrohim adalah orang-orang yang mengikuti Nabi Ibrohim.
إن أولى الناس بإبراهيم للذين اتبعوه وهذا النبي
Siapakah keluarga Nabi Muhammad Shollallohu Alaihi Wassalam?.
Bila keluarga Nabi Ibrohim adalah Ibrohim dan keturunannya serta orang-orang yang mengikutinya, maka keluarga Nabi Muhammad adalah keturunan dari Hasyim dan Mutholib yang beriman.
آل محمد هم مؤمنو بني هاشم وبني المطلب
Nabi Muhammad adalah cicit dari Hasyim, dengan urutan nasab Muhammad bin Abdullah bin Abdul Mutholib bin Hasyim.
Hasyim (Mbah buyut), Abdul Mutholib (kakek), Abdulloh (ayah), Muhammad (anak).
Dalam keluarga Nabi Ibrohim, bila dipandang dari Nabi Yusuf dan saudara-saudaranya, maka Ismail adalah kakak dari kakek mereka (istilah Jawa pernah Mbah). Begitu pula dengan keluarga Nabi Muhammad, maka Mutholib adalah saudara dari Mbah buyutnya Nabi Muhammad (istilah Jawa pernah Mbah buyut).
Maka keluarga Nabi Muhammad adalah orang-orang beriman dari keturunan Mbah buyut dan keturunan saudara Mbah buyut.
Setelah Rosululloh diutus, sebagian orang yang beriman dari Bani Hasyim adalah Hamzah bin Abdul Muthalib (paman), Abbas bin Abdul Muthalib (paman), Shofiyah binti Abdul Muthalib (bibi), Ali bin Abi Tholib (saudara sepupu/misanan), Ja'far bin Abi Tholib (saudara sepupu/misanan), Sayyidatuna Fathimah, Zainab, Ummu Kulstum dan Ruqoyyah (putri) serta Sayyidina Hasan dan Husain (cucu).
Paman-saudara-putri-cucu, empat generasi yang sezaman dengan Rosululloh.
Sedangkan dalam maqom doa, keluarga Rosululloh adalah semua orang yang beriman.
وفي مقام الدعاء آل الرسول صلى الله عليه وسلم كل مؤمن ولو عصاة.
Oleh karena itu, hendaknya kita mengetahui hubungan keluarga dan menjaganya, terutama pada zaman yang hubungan kekeluargaan seperti ini sudah mulai dilupakan karena kesibukan masing-masing.
Dan hal ini adalah pendahuluan untuk menyambut kedatangan hari kiamat. Di hari kebangkitan nanti, tiap orang akan lari dari keluarganya.
يوم يفر المرء من أخيه وأمه وأبيه وصاحبته وبنيه لكل امرئ منهم يومئذ شأن يغنيه
Setiap orang akan lari dari keluarganya, yaitu saudara, orang tua, pasangan hidup (suami atau istri) dan anak-anaknya.
Oleh karena itu, hendaknya kita berusaha menyambung minimal tiga generasi, yaitu orang tua (atas), diri kita dan saudara (samping) dan anak-anak atau keturunan (bawah).
Dan yang terakhir, marilah kita berdoa dengan doa yang mencangkup tiga generasi tersebut:
رب أوزعني أن أشكر نعمتك التي أنعمت علي وعلى والدي وأن أعمل صالحا ترضاه وأصلح لي في ذريتي إني تبت إليك وإني من المسلمين.
Ditulis oleh Kanthongumur di Majlis Ta'lim Sabilun Najah Kramatsari III Pekalongan Barat.
Komentar
Posting Komentar